-->

Ads

Modal Sosial (Social Capital)

Modal Sosial (Social Capital)

Menurut World Bank (1998), social capital adalah “…a society includes the institutions, the relationships, the attitudes and values that govern interactions among people and contribute to economic and social development”. Namun, social capital tidaklah sederhana hanya sebagai jumlah dari seluruh institusi yang ada, namun ia adalah juga semacam perekat yang mengikat semua orang dalam masyarakat. Dalam social capital dibutuhkan adanya “nilai saling berbagi” (shared values) serta pengorganisasian peran-peran (rules) yang diekspresikan dalam hubungan-hubungan personal (personal relationships), kepercayaan (trust), dand common sense tentang tanggung jawab bersama; sehingga masyarakat bukan hanya sekedar kumpulan individu belaka.

     Putnam (1995) mengartikan modal sosial sebagai “features of social organization such as networks, norms, and social trust that facilitate coordination and cooperation for mutual benefit”. Modal sosial menjadi perekat bagi setiap individu, dalam bentuk norma, kepercayaan dan jaringan kerja, sehingga terjadi kerjasama yang saling menguntungkan, untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini juga mengandung pengertian bahwa diperlukan adanya suatu  social networks (“networks of civic engagement”) - ikatan/jaringan sosial yang ada dalam masyarakat, dan norma yang mendorong produktivitas komunitas. Bahkan lebih jauh, Putnam melonggarkan pemaknaan asosiasi horisontal,  tidak hanya yang memberi desireable outcome (hasil pendapatan yang diharapkan) melainkan juga undesirable outcome (hasil tambahan).

Hal yang yang sama juga digambarkan oleh Grootaert (1999) bahwa semakin meningkatnya stock social capital, meningkat pula ex post kesejahteraan masyarakat (net benefit) sebagai hasil meningkatnya jumlah transaksi, joint venture, output, kualitas hidup, kualitas lingkungan dan kemudahan lainnya yang dinikmati oleh penduduk.

Secara umum, ada delapan elemen yang berbeda dalam social capital, yaitu partisipasi pada komunitas lokal, proaktif dalam konteks sosial, perasaan trust dan safety, hubungan ketetanggaan (neighborhood connection), hubungan kekeluargaan dan pertemanan (family and friends connection), toleransi terhadap perbedaan (tolerance of diversity), berkembangnya nilai-nilai kehidupan (value of life), dan ikatan-ikatan pekerjaan (work connection).

Dari uraian di atas dapat disebutkan beberapa fungsi dan peran modal sosial sebagai berikut;
1.    Membentuk solidaritas sosial masyarakat dengan pilar kesukarelaan.
2.    Membangun partisipasi masyarakat .
3.    Penyeimbang hubungan sosial dalam masyarakat .
4.    Sebagai Pilar demokrasi.
5.    Agar masyarakat mempunyai bargaining position (posisi tawar) dengan pemerintah.
6.    Membangkitkan keswadayaan dan keswasembadaan ekonomi.
7.    Sebagai bagian dari mekanisme manajemen konflik.
8.    Menyelesaikan konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat.
9.    Memelihara dan membangun integrasi sosial dalam masyarakat yang rawan konflik.
10.    Memulihkan masyarakat akibat konflik, yaitu guna menciptakan dan memfasilitasi proses rekonsiliasi dalam masyarakat pasca konflik.
11.    Mencegah disintegrasi sosial yang mungkin lahir karena potensi konflik sosial tidak dikelola secara optimal sehingga meletus menjadi konflik kekerasan.
12.    Modal sosial yang berasal dari hubungan antar individu dan kelompok bisa menghasilkan trust, norma pertukaran, serta civic engagement sehingga dapat berfungsi menjadi perekat sosial yang mampu mencegah konflik kekerasan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel