POLA OPERASIONAL PELAYANAN SOSIAL ANAK BALITA
March 28, 2017
POLA OPERASIONAL PELAYANAN SOSIAL ANAK BALITA
A. PENDAHULUAN
Kondisi sosial bangsa Indonesia yang kurang menguntungkan sebagai akibat masih berlanjutnya krisis multidimensional, secara otomatis akan berpengaruh terhadap kehidupan anak balita, karena ketergantungan penuh anak balita kepada lingkungan sosialnya, khususnya orang tua atau keluarganya. Berbagai bentuk permasalahan sosial yang dialami keluarga mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan anak balita secara maksimal. Hal ini menyebabkan anak balita mengalami berbagai hambatan dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan psiko-sosialnya.
Keterlantaran yang dialami anak balita akan berpengaruh terhadap masa depannya, termasuk kehidupannya pada masa dewasa. Kenyataan ini menyebabkan mutlak perlunya pelayanan sosial anak balita karena akan mendukung upaya bangsa dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
B. PENGERTIAN
Kondisi sosial bangsa Indonesia yang kurang menguntungkan sebagai akibat masih berlanjutnya krisis multidimensional, secara otomatis akan berpengaruh terhadap kehidupan anak balita, karena ketergantungan penuh anak balita kepada lingkungan sosialnya, khususnya orang tua atau keluarganya. Berbagai bentuk permasalahan sosial yang dialami keluarga mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan anak balita secara maksimal. Hal ini menyebabkan anak balita mengalami berbagai hambatan dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan psiko-sosialnya.
Keterlantaran yang dialami anak balita akan berpengaruh terhadap masa depannya, termasuk kehidupannya pada masa dewasa. Kenyataan ini menyebabkan mutlak perlunya pelayanan sosial anak balita karena akan mendukung upaya bangsa dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
B. PENGERTIAN
1. Anak balita adalah
anak usia 0-5 tahun, berada dalam tahap perkembangan manusia yang disebut masa emas (golden years).
2. Kecacatan adalah
setiap anak yang mempunyai kelainan fisik, dan atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara layak.
C. TUJUAN
Terpenuhinya kebutuhan fisik dan psiko-sosial anak balita guna kelangsungan hidup, tumbuh-kembang, perlindungan dan partisipasinya secara optimal.
D. KEADAAN DAN MASALAH
1. Jumlah anak balita berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 meliputi 28.544.797 anak. atau 14 % dari jumlah penduduk dengan rincian di daerah pedesaan sejumlah 17.117.934 anak atau 60 % dan diperkotaan sejumlah 11.426.863 anak atau 70 % dari jumlah Anak Balita.
2. Permasalahan pokok yang berkaitan dengan anak balita antara lain kondisi gizi yang buruk, angka kematian bayi yang masih tinggi serta keterbatasan jangkauan pelayanan sosial bagi anak balita disamping semakin terbatasnya waktu kedua orang tua untuk memberikan perhatian penuh bagi berlangsungnya, tumbuh kembang dan perkembangan bagi anak balita dalam lingkungan keluarganya.
E. SASARAN
1. Anak balita.
2. Keluarga dan lingkungan sosial.
3. Organisasi Sosial dan LSM.
F. KEBIJAKAN TEKNIS DAN STKATEGI
1. Kebijakan Teknis
a. Memantapkan kebijakan dan standar pelayanan sosial Anak Balita.
b. Meningkatkan profesionalisme pelayanan sosial Anak Balita.
c. Meningkatkan dan memperluas jangkauan dan pemerataan pelayanan sosial Anak Balita, sehingga dapat menjangkau segenap kelompok sasaran di berbagai tingkatan wilayah.
2. Strategi
a. Kampanye sosial tentang pelayanan sosial anak balita melalui berbagai media komunikasi massa.
b. Pengembangan jaringan kerja pelayanan sosial anak balita.
c. Pengadaan dan pengembangan peraturan perundang-undangan di bidang kesejahteraan anak.
d. Peningkatan kualitas pelayanan sosial anak balita melalui pengembangan sumber daya manusia dan metode pelayanan.
C. TUJUAN
Terpenuhinya kebutuhan fisik dan psiko-sosial anak balita guna kelangsungan hidup, tumbuh-kembang, perlindungan dan partisipasinya secara optimal.
D. KEADAAN DAN MASALAH
1. Jumlah anak balita berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 meliputi 28.544.797 anak. atau 14 % dari jumlah penduduk dengan rincian di daerah pedesaan sejumlah 17.117.934 anak atau 60 % dan diperkotaan sejumlah 11.426.863 anak atau 70 % dari jumlah Anak Balita.
2. Permasalahan pokok yang berkaitan dengan anak balita antara lain kondisi gizi yang buruk, angka kematian bayi yang masih tinggi serta keterbatasan jangkauan pelayanan sosial bagi anak balita disamping semakin terbatasnya waktu kedua orang tua untuk memberikan perhatian penuh bagi berlangsungnya, tumbuh kembang dan perkembangan bagi anak balita dalam lingkungan keluarganya.
E. SASARAN
1. Anak balita.
2. Keluarga dan lingkungan sosial.
3. Organisasi Sosial dan LSM.
F. KEBIJAKAN TEKNIS DAN STKATEGI
1. Kebijakan Teknis
a. Memantapkan kebijakan dan standar pelayanan sosial Anak Balita.
b. Meningkatkan profesionalisme pelayanan sosial Anak Balita.
c. Meningkatkan dan memperluas jangkauan dan pemerataan pelayanan sosial Anak Balita, sehingga dapat menjangkau segenap kelompok sasaran di berbagai tingkatan wilayah.
2. Strategi
a. Kampanye sosial tentang pelayanan sosial anak balita melalui berbagai media komunikasi massa.
b. Pengembangan jaringan kerja pelayanan sosial anak balita.
c. Pengadaan dan pengembangan peraturan perundang-undangan di bidang kesejahteraan anak.
d. Peningkatan kualitas pelayanan sosial anak balita melalui pengembangan sumber daya manusia dan metode pelayanan.